Selamat Datang di Portal Ponpes As-Sujuudiyyah

Ringkasan Ilmu Tajwid 4

 

 

6. AT-TAFKHIM DAN AT-TARQIQ


Tafkhim berarti menebalkan suara huruf, sedangkan Tarqiq adalah menipiskannya. Tafkhim dan Tarqiq terdapat pada 3 hal :

a. Lafazh Jalalah,

yaitu lafazh Allah. Al Jalalah maknanya adalah kebesaran atau keagungan. Cara membacanya ada dua macam, yaitu tafkhim dan tarqiq.

Lafazh Jalalah dibaca tafkhim apabila keadaannya sebagai berikut:

- Berada di awal susunan kalimat atau disebut Mubtada’ (Istilah tata bahasa Arab).

Contoh: اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

- Apabila Lafazh Jalalah berada setelah huruf berharakat fat-hah.

Contoh: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

- Apabila Lafazh Jalalah berada setelah huruf berharakat dhammah.

Contoh: نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ

Sedangkan dibaca Tarqiq apabila sebelum lafazh Jalalah huruf berharakat kasroh.

Contoh: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

b. Huruf-huruf Isti’la ( خ – ص – ض – غ – ط – ق – ظ )


Semua huruf isti’la harus dibaca tafkhim, dengan dua tingkatan. Pertama, tingkatan tafkhim yang kuat, yakni ketika sedang berharakat fat-hah atau dhammah. Kedua, adalah tingkatan tafkhim yang lebih ringan, yakni ketika berharakat kasrah atau ketika sukun dengan huruf sebelumnya berharakat kasrah. Juga harus dibaca tafkhim apabila nun mati atau tanwin (hukum ikhfa’ haqiqi) bertemu dengan huruf isti’la, kecuali apabila bertemu dengan huruf ghain dan kha’. Sebaliknya, seluruh huruf istifal (huruf-huruf selain huruf isti’la) harus dibaca tarqiq, kecuali ra’ dan lam pada lafazh jalalah.

c. Huruf Ra’, dibacanya tafkhim apabila:


  • Ketika berharakat fat-hah.
  • Ketika berharakat dhammah.
  • Ra’ sukun sebelumnya berharakat fat-hah.
  • Ra’ sukun sebelumnya huruf berharakat dhammah.
  • Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf berharakat fat-hah.
  • Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf berharakat dhamaah.
  • Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya alif.
  • Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya waw.
  • Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf yang mati, dan didahului huruf fat-hah atau dhammah.
  • Ra’ sukun sebelumnya hamzah washal.
  • Ra’ sukun sebelumnya huruf berharakat kasrah dan sesudahnya huruf isti’la tidak berharakat kasrah serta berada dalam satu kalimat.

d. Sedangkan huruf Ra’ dibaca tarqiq apabila keadaannya sebagai berikut :

 

  • Ra’ berharakat kasrah.
  • Ra’ sukun sebelumnya berharakat kasrah dan sesudahnya bukan huruf isti’la, atau bertemu huruf isti’la namun dalam kata yang terpisah.
  • Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf kasrah atau ya’ sukun.
  • Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya bukan huruf isti’la dan sebelumnya didahului oleh kasrah.

e. Kemudian Ra’ yang boleh dibaca tafkhim atau tarqiq:


  • Ra’ sukun sebelum berharakat kasrah dan sesudahnya huruf isti’la berharakat kasrah.
  • Ra’ sukun karena waqaf, sebelumnya huruf isti’la sukun yang diawali dengan huruf berharakat kasrah.
  • Ra’ sukun karena waqaf dan setelahnya terdapat ya’ terbuang.

7. IDGHAM


Idgham artinya memasukkan atau melebur huruf. Idgham dibagi 3 yaitu:

a. Idgham Mutamatsilain,


yaitu apabila berhadapannya dua huruf yang sama makhraj dan sifatnya.

Contoh: اضْرِب بِّعَصَاكَ الْحَجَر – وَقَد دَّخَلُوْا – يُدْرِكـكُّمُ الْمَوْتُ

b. Idgham Mutajanisain,


yaitu apabila berhadapannya dua huruf yang sama makhrajnya, namun sifatnya berlainan. Yaitu pada makhraj huruf:

(ط-د-ت) – (ظ-ذ-ث) – (م-ب)

Contoh:

قَـد تَّبَيَّـنَ  dibaca langsung masuk ke huruf ta’
ارْكَب مَّعَنَـا dibaca langsung masuk ke huruf mim

c. Idgham Mutaqaribain,


yaitu apabila berhadapannya dua huruf yang ham-pir sama makhraj dan sifatnya. Yaitu pada huruf ق – ك dan ل – ر .

Contoh:

أَلَمْ نَخْلُقـّكُمْ dibaca tanpa meng-qalqalah-kan qaf
وَقُل رَّبِّ dibaca tanpa menampakkan lam

8. TANDA-TANDA WAQAF (BERHENTI)

 

  • م yaitu tanda waqaf yang menunjukkan penekanan untuk berhenti.
  • لا yaitu tanda waqaf yang menunjukkan dilarang berhenti secara total (tidak melanjutkan membaca lagi), jika sekedar mengambil nafas dibolehkan.
  • صلى yaitu tanda waqaf boleh berhenti, namun washal lebih utama.
  • ج yaitu tanda waqaf yang menunjukkan waqaf atau washal sama saja.
  • قلى yaitu tanda waqaf yang menunjukkan lebih baik berhenti.
  • "Muanaqoh" yaitu tanda waqaf agar berhenti pada salah satu kata.

9. ISTILAH-ISTILAH DALAM AL-QUR’AN


a. Sajdah.


Pada ayat-ayat sajdah disunahkan melakukan sujud tilawah. Sujud ini dilakukan di dalam atau diluar shalat, disunahkan pula bagi yang membaca dan yang mendengarkannya. Hanya saja ketika didalam shalat, sujud atau tidaknya tergantung pada imam. Jika imam sujud, makmum harus mengikuti, dan begitu pula sebaliknya. Ayat Sajdah terdapat dalam surat: 7:206, 13:15, 16:50, 17:109, 19:58, 22:18, 22:77, 25:60, 27:26, 32:15, 38:24, 41:37, 53:62, 84:21, 96:19.

b. Saktah ( س ) 


yaitu berhenti sejenak tanpa bernafas. Ada didalam surat: 18:1-2, 36:52, 75:27, 83:14.

Contoh: كَلاَّ بَلْ رَانَ

c. Isymam,


yaitu menampakkan dhammah yang terbuang dengan isyarat bibir. Isymam hanya ada di surat Yusuf ayat 11, pada lafazh لاَ تَأْمَنَّا

d. Imalah,


artinya pembacaan fat-hah yang miring ke kasrah. Imalah ada di dalam surat Hud ayat 41, pada lafazh بِسْمِ اللهِ مَجْرَهَا dibaca “MAJREHA”.

e. Tas-hil,


artinya membaca hamzah yang kedua dengan suara yang ringan atau samar. Tas-hil dibaca dengan suara antara hamzah dan alif. Terdapat di dalam surat Fushshilat ayat 44, pada lafazh أَأَعْجَمْيٌّ hamzah yang kedua terdengar seperti ha’.

f. Nun Al-Wiqayah,


yaitu nun yang harus dibaca kasrah ketika tanwin bertemu hamzah washal, agar tanwin tetap terjaga.

Contoh: نُوْحٌ ابْنَهُ – جَمِيْعًا الَّذِيْ

g. Ash-Shifrul Mustadir,


yaitu berupa tanda (O) di atas huruf mad yang menunjukkan bahwa mad tersebut tidak dibaca panjang, baik ketika washal maupun waqaf (bentuknya bulatan sempurna, dan biasanya terdapat di mushaf-mushaf timur tengah).

Contoh: لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُواْ

h. Ash-Shifrul Mustathilul Qa’im,


yaitu berupa bulatan lonjong tegak (0) biasanya diletakkan di atas mad. Mad tersebut tidak dibaca panjang ketika washal, namun dibaca panjang ketika waqaf.

Contoh: أَنَاْ خَيرٌ – لَكِنَّاْ

i. Naql, 


yaitu memindahkan harakat hamzah pada huruf sebelumnya.

Contoh: ﺑﺌﺲَ الاِسْمُ dibaca ﺑﺌﺴَلِسْمُ

(Diringkas seperlunya dari buku “Pedoman Daurah Al-Qur’an – Kajian Ilmu Tajwid” oleh Abdul Aziz Abdur Rauf. Al-Hafizh, Lc. Dan buku “Ilmu Tajwid Plus” oleh Moh. Wahyudi.)
Share this post :

Posting Komentar

mp3 Nadzom Alfiyyah

Muqaddimah pengarang
Bab Kalam dan susunannya
Bab Mu'rab dan Mabni
Bab Nakiroh dan Ma'rifat
Bab Isim Alam
Bab Isim Isyaroh
Bab Isim Maushul
Bab Ma'rifat dg Alat ta'rif
Bab Ibtida'
Bab Kana dan Saudaranya
==> Nadzom Mp3 Lainnya Klik :::..
 
Support : Info CPNS Terbaru | Info Lowongan Kerja | Grosir Label Baju
Copyright © 2014. Santri Sujudiyyah Kreatif - All Rights Reserved
Template by Cara Gampang Published by Cargam Template
Proudly powered by Blogger